Contoh Tooltip Menggunakan CSS3

Berikut Ini adalah demo dari berbagai tooltips. Lihat efek hover dari tooltips .

Yang pertama adalah General TooltipIni adalah general classic tooltip., kedua adalah Critical TooltipErrorCriticalIni hanya contoh dari CSS Critical tooltip., Yang ketiga adalah Warning TooltipWarningWarningIni hanya contoh dari CSS Warning tooltip., Dan yang ke empat Help TooltipHelpHelpIni hanya contoh dari CSS Help tooltip. dan yang terakhir atau yang kelima adalah Information TooltipInformationInformationIni hanyalah contoh CSS Information tooltip.

Test Tooltips Ke OKTRI GANTENGWarningWarningOKTRI GANTENG LHO

Read More

Galeri Gambar dengan Efek Keren

1. Login ke akun blogger anda
2. Klik Template » Edit HTML
3. Tambahkan KODE CSS Animasi Loading Blog ini diatas ]]></b:skin>
.view {
width: 250px;
height: 200px;
margin: 5px;
float: left;
border: 10px solid #fff;
overflow: hidden;
position: relative;
text-align: center;
-webkit-box-shadow: 1px 1px 2px #e6e6e6;
-moz-box-shadow: 1px 1px 2px #e6e6e6;
box-shadow: 1px 1px 2px #e6e6e6;
cursor: default;
background: #000  no-repeat center center;
}
.view .mask,.view .content {
width: 250px;
height: 200px;
position: absolute;
overflow: hidden;
top: 0;
left: 0;
}
.view img {
display: block;
position: relative;
}
.view h2 {
text-transform: uppercase;
color: #fff;
text-align: center;
position: relative;
font-size: 17px;
padding: 10px;
background: rgba(0, 0, 0, 0.8);
margin: 20px 0 0 0;
}
.view p {
font-family: Georgia, serif;
font-style: italic;
font-size: 12px;
position: relative;
color: #fff;
padding: 10px 20px 20px;
text-align: center;
}
.view a.info {
display: inline-block;
text-decoration: none;
padding: 7px 14px;
background: #000;
color: #fff;
text-transform: uppercase;
-webkit-box-shadow: 0 0 1px #000;
-moz-box-shadow: 0 0 1px #000;
box-shadow: 0 0 1px #000;
}
.view a.info: hover {
-webkit-box-shadow: 0 0 5px #000;
-moz-box-shadow: 0 0 5px #000;
box-shadow: 0 0 5px #000;
}
.view-first img {
-webkit-transition: all 0.2s linear;
-moz-transition: all 0.2s linear;
-o-transition: all 0.2s linear;
-ms-transition: all 0.2s linear;
transition: all 0.2s linear;
}
.view-first .mask {
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=0)";
filter: alpha(opacity=0);
opacity: 0;
background-color: rgba(219,127,8, 0.7);
-webkit-transition: all 0.4s ease-in-out;
-moz-transition: all 0.4s ease-in-out;
-o-transition: all 0.4s ease-in-out;
-ms-transition: all 0.4s ease-in-out;
transition: all 0.4s ease-in-out;
}
.view-first h2 {
-webkit-transform: translateY(-100px);
-moz-transform: translateY(-100px);
-o-transform: translateY(-100px);
-ms-transform: translateY(-100px);
transform: translateY(-100px);
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=0)";
filter: alpha(opacity=0);
opacity: 0;
-webkit-transition: all 0.2s ease-in-out;
-moz-transition: all 0.2s ease-in-out;
-o-transition: all 0.2s ease-in-out;
-ms-transition: all 0.2s ease-in-out;
transition: all 0.2s ease-in-out;
}
.view-first p {
-webkit-transform: translateY(100px);
-moz-transform: translateY(100px);
-o-transform: translateY(100px);
-ms-transform: translateY(100px);
transform: translateY(100px);
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=0)";
filter: alpha(opacity=0);
opacity: 0;
-webkit-transition: all 0.2s linear;
-moz-transition: all 0.2s linear;
-o-transition: all 0.2s linear;
-ms-transition: all 0.2s linear;
transition: all 0.2s linear;
}
.view-first:hover img {
-webkit-transform: scale(1.1,1.1);
-moz-transform: scale(1.1,1.1);
-o-transform: scale(1.1,1.1);
-ms-transform: scale(1.1,1.1);
transform: scale(1.1,1.1);
}
.view-first a.info {
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=0)";
filter: alpha(opacity=0);
opacity: 0;
-webkit-transition: all 0.2s ease-in-out;
-moz-transition: all 0.2s ease-in-out;
-o-transition: all 0.2s ease-in-out;
-ms-transition: all 0.2s ease-in-out;
transition: all 0.2s ease-in-out;
}
.view-first:hover .mask {
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=100)";
filter: alpha(opacity=100);
opacity: 1;
}
.view-first:hover h2,
.view-first:hover p,
.view-first:hover a.info {
-ms-filter: "progid: DXImageTransform.Microsoft.Alpha(Opacity=100)";
filter: alpha(opacity=100);
opacity: 1;
-webkit-transform: translateY(0px);
-moz-transform: translateY(0px);
-o-transform: translateY(0px);
-ms-transform: translateY(0px);
transform: translateY(0px);
}
.view-first:hover p {
-webkit-transition-delay: 0.1s;
-moz-transition-delay: 0.1s;
-o-transition-delay: 0.1s;
-ms-transition-delay: 0.1s;
transition-delay: 0.1s;
}
.view-first:hover a.info {
-webkit-transition-delay: 0.2s;
-moz-transition-delay: 0.2s;
-o-transition-delay: 0.2s;
-ms-transition-delay: 0.2s;
transition-delay: 0.2s;
}
4. Kemudian Langkah selanjutnya klik Entri Baru, lalu copy kode dibawah ini kemudian paste di kolom posting mode HTML
<div class="view view-first">
<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8UKTooY3a0tbFPzVOabRbH1b1-iRSpIUS01lI_vx1OgPs3EyzOkhYa2MR17PgiP4yphP8FumhDWSBmyyArJp7sMsmZweSpB24pnOHkV0edUngXLy7vqS52jokiVgPQqIM3PDO9GUev96F/w250-h200-no/Faceblog+Evolutions+%25289%2529.jpg" />
<div class="mask">
<h2>Hover Style #1</h2>
<p>Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery</p>
<a href="http://tutorialbelajarblogger.blogspot.com" class="info">Read More</a>
</div>
</div>
<div class="view view-first">
<img src="http://i634.photobucket.com/albums/uu66/oktri_2009/tutorial%20blog/masoktri1.jpg" />
<div class="mask">
<h2>Hover Style #1</h2>
<p>Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery</p>
<a href="http://tutorialbelajarblogger.blogspot.com" class="info">Read More</a>
</div>
</div>
<div class="view view-first">
<img src="http://i634.photobucket.com/albums/uu66/oktri_2009/tutorial%20blog/masoktri1.jpg" />
<div class="mask">
<h2>Hover Style #1</h2>
<p>Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery</p>
<a href="http://tutorialbelajarblogger.blogspot.com" class="info">Read More</a>
</div>
</div>
<div class="view view-first">
<img src="http://i634.photobucket.com/albums/uu66/oktri_2009/tutorial%20blog/masoktri1.jpg" />
<div class="mask">
<h2>Hover Style #1</h2>
<p>Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery</p>
<a href="http://tutorialbelajarblogger.blogspot.com" class="info">Read More</a>
</div>
</div>
 Keterangan:
Ganti "http://tutorialbelajarblogger.blogspot.com" dengan URL halaman yang di inginkan. Jika sudah sesuai silahkan klik Publikasikan.
HOVER STYLE #1 :


Hover Style #1

Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
Read More

Hover Style #1

Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
Read More

Hover Style #1

Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
Read More

Hover Style #1

Mas Oktri- Tutorial blog | SEO | HTML | CSS | jQuery
Read More
Read More

Beberapa Penyakit Keturunan



Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya. (HR. Muslim no. 2572).


Setiap orang pasti menginginkan tubuh yang sehat dan terbebas dari segala macam penyakit. Tapi beberapa penyakit tertentu tidak bisa dicegah keberadaannya karena termasuk penyakit genetik yang diturunkan.

Penyakit keturunan adalah suatu penyakit kelainan genetik yang diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Namun ada orangtua yang hanya bertindak sebagai pembawa sifat (carrier) saja dan penyakit ini baru muncul setelah dipicu oleh lingkungan dan gaya hidupnya.

Seperti dikutip dari International Bioscience, ada beberapa penyakit keturunan yang sangat serius karena bisa diturunkan pada generasi berikutnya. Orangtua yang memiliki gen penyakit turunan, sebaiknya segera memeriksakan anaknya.

Ada beberapa penyakit turunan yang secara otomatis diturunkan ke anak atau generasi berikutnya, yaitu:

1. Hemofilia
Hemofilia adalah salah satu penyakit turunan akibat kekurangan faktor pembeku darah 8 atau 9. Perintah pembekuan darah ini terdapat di kromosom X, sehingga penderita hemofilia kebanyakan adalah kaum laki-laki. Karena itu sebagian besar perempuan sebagai carrier saja. Penyakit ini sulit dicegah karena setiap anak mengandung satu kromosom seks dari ibu dan satu kromosom seks dari ayah, karenanya penyakit ini selalu dimulai sejak anak-anak.

2. Buta warna
Buta warna adalah salah satu masalah penglihatan karena ketidakmampuan melihat perbedaan antara beberapa warna, penyakit ini diwariskan dari mutasi genetik kromosom X. Sebagian besar penyakit ini akibat faktor genetik, tapi ada juga yang disebabkan kerusakan mata, saraf atau otak akibat bahan kimia tertentu. Mutasi yang menyebabkan buta warna jika sedikitnya ada 19 kromosom berbeda dan 56 gen berbeda. Kondisi ini bisa muncul saat masih kanak-kanak atau sudah dewasa.

3. Diabetes melitus
Penyakit diabetes melitus memiliki hubungan yang kuat dengan keturunan. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat insulin dalam tubuh yang tidak bisa bekerja secara optimal. Seseorang yang memiliki antigen leukosit (human leukocyte antigen/HLA) dalam darah yang diperoleh dari orangtuanya akan memiliki kecenderungan kuat untuk mengembangkan diabetes tipe 1.

Sedangkan diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit turunan yang akan muncul di generasi berikutnya jika ada masalah lain yang menyertai seperti obesitas, hipertensi atau gaya hidup tak sehat yang mengganggu fungsi sel-sel beta di dalam tubuhnya.

4. Thalasemia
Thalasemia adalah kelainan darah karena hemoglobin darah mudah sekali pecah. Penyakit ini merupakan genetik yang diturunkan jika kedua orangtuanya adalah pembawa sifat (carrier). Akibat kelainan darah ini membuat anak terlihat pucat dan harus mendapatkan transfusi darah secara teratur agar hemoglobinnya tetap normal. Berdasarkan hukum Mendel jika ibunya sebagai carrier, maka setiap anaknya berpeluang 25 persen sehat, 50 persen sebagai carrier dan 25 persen terkena thalasemia.

5. Kebotakan
Seperti diketahui bahwa kebotakan disebabkan oleh banyak hal, tapi salah satunya juga bisa akibat faktor keturunan dari orangtuanya. Jika ayahnya mengalami kebotakan, maka setidaknya salah satu anaknya ada yang mengalami kebotakan akibat adanya gen yang diturunkan.

Dr Angela Christiano, profesor dermatologi dan genetika di Columbia University Medical Center berhasil menemukan gen yang menyebabkan rambut menipis dan bahkan bisa terasa efeknya saat masih anak-anak. Diketahui gen APCDD1 yang menyebabkan folikel rambut menyusut sehingga rambut semakin lama semakin menipis dan botak.

6. Alergi
Sebagian besar alergi disebabkan oleh faktor keturunan. Jika orangtua memiliki bakat alergi, maka ada kemungkinan sekitar 70 persen anak akan memiliki alergi juga. Namun jika hanya salah satu orang saja yang alergi, maka faktor risiko ini bisa berkurang sekitar 30 persennya.

7. Albino
Albino adalah salah satu penyakit turunan yang disebabkan anak tersebut mengandung gen albino dari ayah dan ibunya. Kebanyakan orang dengan albino lahir dari orangtua yang memiliki gangguan dalam hal produksi melaninnya, tapi pada orang yang carrier tidak akan menunjukkan tanda-tanda memiliki gen albino. Jika orangtua hanya sebagai carrier atau memiliki satu gen albino, sebaiknya tidak menikah dengan orang yang memiliki albino.

8. Asma
Asma merupakan salah satu penyakit turunan dan diketahui bahwa faktor ibu lebih kuat untuk menurunkan asma pada anak dibandingkan dengan faktor bapak. Asma bisa timbul bila dipicu oleh adanya suatu alergen disekitarnya. Selain itu sekitar 30 persen penyakit asma disebabkan oleh turunan dari orangtuanya. Namun pada beberapa orang yang asmanya terkontrol dengan baik, bisa hilang saat menjelang dewasa.

Salah satu cara untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut menurun ke generasi berikutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan lengkap sebelum menikah. Karena dari pemeriksaan ini akan diketahui apakah keduanya memiliki gen penyakit yang diturunkan ke anaknya kelak atau tidak sehingga bisa lebih siap menghadapinya.

Sumber : detikHealth
Read More

Manfaat berhubungan seksual bagi wanita

Cara berhubungan sex yang sehat
foto by www-danshenplus.blogspot.com


Seputar Informasi Terbaru - Kebanyakan orang melakukan hubungan seks dengan cara tradisional secara alamiah hanya menggunakan rasa, tidak menggunakan teori atau metoda yang baik dan benar. Itu disebabkan karena jarangnya sekolah seks.

Penulis masalah kesehatan seks, Bethany Heitman, mengungkapkan bahwa berhubungan seks secara teratur dan dilakukan dengan cara yang benar, sangat banyak manfaatnya. Bukan hanya untuk membangun relasi intim antara Anda dengan pasangan Anda, namun khusus bagi wanita hubungan seks amat bermanfaat bagi kesehatan. 

Sedikitnya ada 5 manfaat berhubungan seks bagi kaum wanita:

  1. Seks adalah olahraga terbaik.
    Ya, seks dapat membantu Anda untuk membakar kalori. Bahkan seks membakar kalori lebih banyak ketimbang Anda berolahraga, baik di treadmill maupun alat bantu olahraga lainnya.

  2. Seks dapat meningkatkan tingkat oksitosin dalam tubuh.
    Tingkat oksitosin yang tinggi dipercaya dapat meningkatkan kualitas tidur.

  3. Seks dapat mengusir stres.
    Jadi jika Anda merasa tertekan karena diburu deadline pekerjaan, biarkanlah sang kekasih membantu Anda untuk melepaskan beban tersebut.
  4. Sebuah penelitian menemukan bahwa melakukan kegiatan seks minimal sekali dalam seminggu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

  5. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa orgasme dapat membuat kram yang biasanya datang pada saat tamu bulanan menghampiri lenyap. Tak ada salahnya mempertimbangkan kembali manfaat-manfaat berhubungan seks dengan pasangan Anda sebelum melakukannya.


(ayobicara.com)
Read More
Back to Top